PERILAKU TAAT
Perhatikan hadis Nabi Muhammad saw. yang artinya: Dari Ibnu Umar r.a.
Nabi Muhammad saw. bersabda: “Wajib bagi seorang Muslim mendengarkan
dan taatsesuai dengan yang disukai dan apabila diperintah untuk menjalankan
maksiat jangan dengarkan dan jangan taati “. (H.R. Muslim).
1. Pengertian Taat dan Dalil Naqli-Nya (Al-Qur’an)
Taat dapat diartikan patuh. Dengan kata lain, upaya untuk selalu mengikuti
petunjuk Allah dengan cara melaksanakan perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Ketaatan seseorang kepada Allah sangat bergantung kepada
keimanannya. Semakin kuat imannya maka semakin taat kepada Allah.
Kalau taat kepada Allah swt., kita juga harus taat kepada Rasulullah.
Firman Allah swt.:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan
Rasul (Sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya “. (Surah An-Nis±’ [4]:59)
Dalam Al-Qur’an, surah An-Nis±’ [4]:59, orang beriman harus taat kepada
Allah, rasul, ataupun ulil amri. Ulil amri di sini, yaitu pemimpinyang taat
kepada Allah dan rasul-Nya.
Ada 3 makna taat kepada Allah swt., yaitu taat bermakna patuh, penurut
dan tunduk.
a. Taat Bermakna Patuh
Taat bermakna patuh adalah mematuhi perintah Allah swt. dan menjauhi
larangannya. Perintah Allah, contohnya salat, puasa, dan menunaikan zakat.
Sementara itu,yangdilarangAllah,sepertiminumminumanyangmemabukkan,
meninggalkan salat fardu, berjudi, dan mengambil hak orang lain.
b. Taat Bermakna Penurut
Taat bermakna penurut adalah menuruti semua aturan yang bersumber dari
ajaran Islam. Contohnya, yang tercantum dalam surah Al-M±-idah ayat 6, yang
menerangkan jika kita hendak melaksanakan salat harus ada aturan, yaitu harus
berwu«u atau bertayamum.
c. Taat Bermakna Tunduk
Taat bermakna tunduk adalah tunduk terhadap qada dan qadar yang
datangnya dari Allah swt., seperti kita tunduk bahwa Allah swt. menetapkan
manusia hanya boleh beribadat kepada Allah.
2. Contoh Taat dan Meneladaninya
Contoh taat kepada Allah swt., yaitu:
a) melaksanakan salat fardu lima waktu dengan ikhlas dalam hati;
b) menunaikan zakat atau sebagian hartanya di jalan Allah;
c) berpuasa di bulan Ramadan;
d) melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya;
e) berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua;
f) menjaga sopan santun ketika berbicara;
g) jujur memegang amanah yang diberikan;
h) sabar ketika tertimpa musibah, dan bersyukur ketika mendapat rezeki;
i) selalu berkalimah thayyibah, tidak berkata-kata kotor;
j) selalu berbuat dan beramal saleh;
k) saling menasihati dengan haq dan kesabaran.
Meneladani Sikap Taat
Ahmad siswa yang taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan kedua orang tuanya. Dia
rajin salat fardu dan salatsunah. Dia selalu melaksanakan perintah-perintah Allah
swt.dan menjauhi segala larangan-Iarangan-Nya. Dia selalu patuhdansuka
membantu orang tua,Dia tidak pernah membangkang perintah orang tua. Semua
yang diperbuatnya sebagai cerminan ketaatan kepada Allah swt.
40 Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VII
3. Perilaku Taat dalam Kehidupan Sehari-hari
Ketaatan terhadap Allah, rasul, dan ulil amri merupakan hal yang baik
untuk amal ibadah kita. Ketaatan kepada Allah tidak hanya asal taat. Dalam
pelaksanaannya, ketaatan kepada Allah harus sungguh-sungguh sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki tanpa alasan apapun.
Sebagai utusan Allah swt., Nabi Muhammad saw. mempunyai tugas
menyampaikan amanat kepada umat manusia tanpa memandang status, jabatan,
suku, dan sebagainya. Oleh karena itu, bagi setiap Muslim yang taat kepada
Allah swt., harus melengkapinya dengan menaati segala perintah Rasulullah
saw. sebagai utusan-Nya.
Firman Allah swt.:
Artinya:
“ Dan taatlah kepadaAllah dan taatlah kepada rasul, jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya kewajiban rasul kami hanyalah menyampaikan
(amanah Allah) dengan terang “.(Surah At-Tag±bun [64]:12)
Jenis ketaatan seperti yang disebutkan di atas akan lebih sempurna kalau
diiringi dengan ketaatan dan kepatuhan kepada ulil amri atau pemimpin.
Ketaatan tersebut artinya harus selalu taat dan patuh terhadap peraturan yang
telah ditentukan bersama. Hal ini dilakukan selama peraturan itu masih di atas
nilai-nilai kemanusiaan dan tidak menyimpang dari aturan agama Islam.
Ketaatan itu tidak hanya pada pemimpin secara luas, dalam arti sempit pun
harus menjadi keseharian kita. Contohnya, seorang anak harus taat dan patuh
pada kedua orang tuanya, murid kepada gurunya, atau istri kepada suaminya.
HadisNabi Muhammad saw.:
Artinya :
“Dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi Muhammad saw.: Beliau bersabda,
“Seorang Muslim wajib patuh dan setia terhadap pemimpinnya, dalam
hal yang disukai maupun tidak disukai, kecuali dia diperintah untuk
melakukan maksiat, dia tidak boleh patuh dan taat kepadanya”. (H.R.
Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar